Ada pahit dalam setiap tegukan kopi hitam, tapi kemudian menenangkan ~

Kamis, 20 Februari 2014

Kopi hitam pertama





Aku mencintaimu,
Di setiap tegukan kopi hitam pertama,
Pahit tapi kemudian menenangkan~

***
Hujan turun dengan deras bersama petir yang menggelegar dengan kerasnya seperti seseorang sedang meluapkan amarah yang sangat--teramat sangat karena cinta yang kandas,  cinta yang dulunya semanis madu sekarang menjadi sepahit kopi hitam pekat, tanpa gula tanpa susu.

***
'buk kopi hitam seperti biasanya?' seraya melambaikan tangan kepenjaga kedai kantin langganan. siang itu kantin lebih indah dari ranjang tempat tidurku, kantin yang selalu ada disaat kita butuhkan, semacam tempat ajaib yang jika kita mendapatkan masalah, tiba-tiba yang ada dipikiran muncul kedai kopi langganan yang selama 3 tahun menjadi saksi bisu pemecahan masalah-masalahku. kebetulan siang itu hujan turun, bau tanah bercampur hujan sangat terasa aromanya, ranting-ranting pohon yang dibalik jendela kantin mulai terkena basahnya air hujan, tiap tetes air yang jatuh dari daun-daun menuju tanah serasa sedang menari-nari tarian hujan, tiupan angin dingin ikut serta dalam tarian hujan yang masuk ke sela-sela jendela kantin menuju kearahku masuk kedalam pori-pori kulitku, ku hirup dalam-dalam angin dingin sampai kedalam pikiran, tenang-begitu tenang nan sahdu, hujan selalu menjadi hal yang paling menyenangkan sekali, setiap musim penghujan tiba selalu ada ritual khusus untuk menyambutnya, hujan semacam tamu istimewa yang datang. aku selalu menyambut hujan dengan ritual meminum kopi hitam sebagai tanda datangnya hujan, selalu.

***
Kopi hitam pertama.
secangkir kopi hitam panas, ku aduk perlahan dengan lembut, tercampur bubuk kopi dan air panas yang menjadi larut, kuhirup dalam-dalam seraya memejamkan mata aromanya sungguh aroma ketenangan jiwa, aroma yang setiap peminum menghirupnya akan terasa terbuai ketenangan jiwa sebuah kebebasan didalamnya sampai pada seruputan pertama ku teguk perlahan, aku serasa menemukan dunia ku pada secangkir kopi hitam pertama itu, masuk didunia yang hanya ada aku dan dia saja, dia yang tak lagi memelukku lagi, dia yang tak membutuhkan bahuku lagi setiap dia sedang terpuruk hatinya, dia yang tak lagi mencium bibirku secara tiba-tiba, aahhhh aku telah masuk pada lamunan kopi hitam ini ketika diminum perlahan sungguh  pahit tetapi setelah nya aku akan merasa tenang, seperti inilah kopi hitam bereaksi, dia akan mengingatkan kembali memori pahit dan kemudian menjadi sangat menenangkan jiwa.seruputan kedua membuat aku sangat rindu dia, rindu masa-masa memadu kasih bersama, rindu saat-saat hujan seperti ini selalu kita melakukan ritual bersama sekarang tak ada lagi. sampai pada seruputan kopi terakhir hingga tinggal ampas, seperti mencintaimu dengan sangat dan sekarang hanya menjadi sebuah ampas yang tak akan aku berani meminumnya karena terlalu pahit tanpa ada ketenangan lagi. seperti aku yang tak lagi akan memadu kasih dengannya karena terlalu pahit untuk dilanjutkan, sekarang hanya sisa ampas kopi hitam yang dibiarkan mendingin.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Tentang aku dan kopi hitam

Foto Saya
Menulislah dengan menulis jiwa dan pikiran kita tak kosong, sejelek apapun tulisanmu, bahkan tak ada satupun manusia yang membacanya, tetaplah menulis untuk dirimu sendiri sehingga jika kamu telah lelah menulis karena termakan usia kamu akan mulai membaca tulisan-tulisanmu yang tak termakan usia, yang mungkin akan dibaca oleh anak cucu kita sendiri. Jadi mulai lah menulis!!!