Ada pahit dalam setiap tegukan kopi hitam, tapi kemudian menenangkan ~

Sabtu, 22 Februari 2014

cinta dalam diam......


Aku tak tau harus memulai dari masa kisah yang belum ada awalan ataupun akhiran, ini seperti dipersimbangan jalan antara cinta atau pertemanan. ini bukan menentukan sebuah pilihan yang ada, karena cinta taupun kasih sayang memang tak seharusnya memilih. 
***
Mempunyai sahabat wanita yang tipe ideal calon kekasih tak mudah buat dijalani, kita harus mempunyai mental sekuat baja kali-kali ada banyak dari lelaki yang ingin memper-kasihi dia, gak mudah bersahabat dengan wanita berperilaku baik lagi paras yang menawan dan gak mudah buat aku untuk tak sekedar menyukainya atau bahkan aku diam-diam mencintainya.
***
Namanya Sendu, nama yang selalu mengisi hari-hari ku selama tiga tahun terakhir ini, nama yang selalu tak asing lagi ditelinga lelaki yang dekat-mendekati dia, nama yang melegenda direlung kosong hatiku, iya nama itu. kita dipertemukan tanpa sengaja dalam sebuah organisasi internal kampus, sebuah organisasi mahasiswa dibidang kemanusiaan, sebuah organisasi dimana untuk pertamakalinya aku mengalihkan pandangan yang tertuju hanya pada mata sendunya, persis seperti namanya. kala pertama itu dia mengenakan blazer merah muda yang sangat cocok dengan rona pipinya yang kemerah mudaan itu, dengan dalaman kemeja putih tampak memperjelas kuning langsatnya kulitnya, dengan rambut menutupi dahinya, sungguh sangat menggoda iman, dalam batin aku bergumam sendiri, lelaki mana yang tak tergoda maupun tertarik dengan wajah menawan dibarengi dengan matanya yang sendu sesendu senja yang kian lenyap ditelan malam, lagi-lagi aku berguman sendiri dalam hati, mungkin sangat wajar jika aku tertarika karena parasnya, mungkin naluriku sebagai lelaki sama seperti lelaki yang berada diruangan ini, sama-sama memandangnya dengan mengaga.
          Dia simata sendu senja
         Sesendu aku ketika memandangnya
        Diam menganga, mematung karenanya
        Serasa berada pada hamparan ladang luas diwaktu senja

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Tentang aku dan kopi hitam

Foto Saya
Menulislah dengan menulis jiwa dan pikiran kita tak kosong, sejelek apapun tulisanmu, bahkan tak ada satupun manusia yang membacanya, tetaplah menulis untuk dirimu sendiri sehingga jika kamu telah lelah menulis karena termakan usia kamu akan mulai membaca tulisan-tulisanmu yang tak termakan usia, yang mungkin akan dibaca oleh anak cucu kita sendiri. Jadi mulai lah menulis!!!